goblogt

Minggu, 29 Januari 2012

Makalah IPA

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Di  negara  maju,  penyakit  kronik  tidak  menular  (cronic  non-communicable
diseases)  terutama  penyakit  kardiovaskuler,   hipertensi,  diabetes  melitus,  dan
penyakit  ginjal  kronik,  sudah  menggantikan  penyakit  menular  (communicable
diseases) sebagai masalah kesehatan masyarakat utama.
Gangguan  fungsi  ginjal  dapat  menggambarkan  kondisi  sistem  vaskuler
sehingga  dapat  membantu  upaya  pencegahan  penyakit  lebih  dini  sebelum  pasien
mengalami  komplikasi  yang  lebih  parah  seperti  stroke,  penyakit  jantung  koroner,
gagal ginjal, dan penyakit pembuluh darah perifer.
Pada  penyakit  ginjal  kronik  terjadi  penurunan  fungsi  ginjal  yang
memerlukan  terapi pengganti  yang membutuhkan  biaya  yang  mahal.  Penyakit ginjal
kronik  biasanya  desertai  berbagai  komplikasi  seperti  penyakit  kardiovaskuler,
penyakit  saluran  napas,  penyakit  saluran  cerna,  kelainan  di  tulang  dan  otot  serta
anemia.
Selama  ini,  pengelolaan  penyakit  ginjal  kronik  lebih  mengutamakan
diagnosis  dan  pengobatan  terhadap  penyakit  ginjal  spesifik  yang  merupakan
penyebab  penyakit  ginjal  kronik  serta  dialisis  atau  transplantasi  ginjal  jika  sudah
terjadi  gagal  ginjal.  Bukti  ilmiah  menunjukkan  bahwa  komplikasi  penyakit  ginjal kronik,  tidak  bergantung  pada  etiologi,  dapat  dicegah  atau  dihambat  jika  dilakukan penanganan secara  dini.  Oleh  karena  itu,  upaya  yang  harus  dilaksanakan  adalahdiagnosis  dini  dan pencegahan  yang  efektif  terhadap  penyakit  ginjal  kronik,  dan  hal ini  dimungkinkan  karena  berbagai  faktor  risiko  untuk  penyakit  ginjal  kr onik  dapat dikendalikan.

1.2. Rumusan Masalah
Masalah  yang diangkat dalam makalah ini adalah:
1.  Bagaimana batasan dan klasifikasi pen yakit ginjal kronik?
2.  Bagaimana diagnosa dini terhadap penyakit ginjal  kronik?
3.  Bagaimana  upaya  pengelolaan  dan  pencegahan  yang  tepat  terhadap  penyakit
ginjal kronik?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.  Mengetahui batasan dan klasifikasi penyakit  ginjal kronik.
2.  Mengetahui diagnosa  dini terhadap penyakit ginjal kronik.
3.  Mengetahui  upaya  pengelolaan  dan  pencegahan  yang  tepat  terhadap  penyakit
ginjal kronik.
1.4. Manfaat
Penulisan  ini  diharapkan  dapat  memberi  informasi  tentang  upaya  pengelolaan  dan
pencegahan penyakit gagal  ginjal kronik beserta  komplikasinya berdasarkan batasan,
klasifikasi, dan diagnosa dini terhadap penyakit gagal ginjal kronik.







BAB II
PEMBAHASAN


2.2. Batasan dan Klasifikasi Penyakit  Ginjal Kronik
Pada  tahun  2002,  National  Kidney  Foundation  (NKF)  Kidney  Disease
Outcome  Quality  Initiative  (K/DOQI)  telah  menyusun  pedoman  praktis
penatalaksanaan  klinik  tentang  evaluasi,  klasifikasi,  dan  stratifikasi  penyakit
ginjal kronik.
Penyakit  ginjal  kronik  adalah  kerusakan  ginjal  yang  terjadi  selama  lebih
dari  3  bulan,  berdasarkan  kelainan  patalogis  atau  petanda  kerusakan  ginjal
seperti  proteinuria.  Jika  tidak  ada  tanda  kerusakan  ginjal,  diagnosis  penyakit
ginjal  kronik  ditegakkan  jika  nilai  laju  filtrasi  glomerulus  kurang  dari
60ml/menit/1,73m
seperti yang terlihat pada tabel 1.
2 ,
Tabel 1. Batasan penyakit ginjal kronik
1.  kerusakan ginjal > 3 bulan,  yaitu kelainan struktur atau fungsi  ginjal,  dengan  atau
tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan:
- kelainan patalogik
-  petanda  kerusakan  ginjal  seperti  proteinuria  atau  kelainan  pada
pemeriksaan pencitraan
2.  laju filtrasi glomerulus  < 60 ml/menit/1,73m
2
selama > 3 bulan dengan atau tanpa
kerusakan ginjal
Pada  pasien  dengan  penyakit  ginjal kronik, klasifikasi  stadium  ditentukan
oleh  nilai laju filtrasi glomerulus, yaitu stadium  yang  lebih  tinggi  menunjukkan
nilai  laju  filtrasi  glomerulus  yang  lebih  rendah,   seperti  terlihat  pada  tabel  2.
klasifikasi  tersebut  membagi  penyakit  ginjal  kronik  dalam  lima  stadium.
Stadium  1  adalah  kerusakan  ginjal  dengan  fungsi  ginjal  yang  masih  normal,
stadium  2  kerusakan  ginjal  dengan  penurunan  fungsi  ginjal  yang  ringan,
stadium  3  kerusakan  ginjal  dengan  penurunan  sedang  fungsi  ginjal,  stadium  4
kerusakan  ginjal  dengan  penurunan  berat  fungsi  ginjal,  dan  stadium  5  adalah
gagal ginja
Tabel 2. Laju filtrasi glomerulus dan stadium penyakit ginjal kronik
Stadium   Fungsi ginjal  Laju filtrasi glomerulus
(ml/menit/1,73m
)
2
Risiko meningkat  Normal   > 90 (ada faktor risiko)
Stadium 1  Normal/meningkat  >  90  (ada  kerusakan  ginjal,
proteinuria)
Stadium 2  Penurunan ringan  60-89
Stadium 3  Penurunan sedang  30-59
Stadium 4  Penurunan berat  15-29
Stadium 5  Gagal ginjal  < 15
2.2.  Diagnosis Dini Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit  ginjal  kronik dapat  dikategorikan  menurut  etiologi  dan  kelainan
patalogik  seperti  terlihat  pada tabel  3.  untuk  memastikan  diagnosa  tidak  jarang
diperlukan  biopsi  ginjal  yang  sangat  jarang  menimbulkan  komplikasi.  Biopsi
ginjal hanya dilakukan pada pasien tertentu yang diagnosis pastinya hanya dapat
ditegakkan  dengan  biopsi  ginjal  yang  akan  mengubah  pengobatan  atau
prognosis.  Pada  sebagian  besar  pasien,  diagnosis  ditegakkan  berdasar
pengkajian klinik yang lengkap dengan memperlihatkan faktor etiologi.
Tabel 3. Klasifikasi diagnosis penyakit ginjal kronik
Penyakit   Tipe utama (contoh)
Penyakit ginjal diabetik  Diabetes tipe 1 dan 2
Penyakit ginjal non diabetik  Penyakit glomeruler
(penyakit  otoimun,  infeksi  sistemik,
neoplasia)
Penyakit tubulointerstisial
(infeksi  saluran  kemih,  batu,  obstruksi,
toksisitas obat)
Penyakit vaskular
 
(penyakit pembuluh darah besar, hipertensi,
mikroangiopati)
Penyakit ginjal transplan  Rejeksi  kronik,  toksisitas  obat,  penyakit
rekuren, glomerulopati transplan
Perjalanan  klinik  penyakit  penyakit  ginjal  kronik  biasan ya  perlahan  dan
tidak  dirasakan  oleh  pasien.  Oleh  karena  itu,  pengkajian  klinik  sangat
bergantung  pada  hasil  pemeriksaan  penunjang,  meski  anamnesis  yang  teliti
sangat  membantu  dalam  menegakkan  diagnosis  yang  tepat.  Nilai  laju  filtrasi
glomerulus merupakan parameter terbaik untuk ukuran fungsi ginjal.
Pada  semua  pasien  penyakit  ginjal  kronik,  sebaiknya  dilakukan
pemeriksaan penunjang seperti yang terlihat pada tabel 4.
Tabel 4. pemeriksaan penunjang penyakit ginjal kronik
Kadar kreatinin serum untuk  menghitung laju filtrasi glomerulus
Rasio  protein  atau  albumin  terhadap  kreatinin  dalam  contoh urin  pertama  pada  pagi  hari
atau sewaktu
Pemeriksaan  sedimen  urun  atau  dipstick  untuk  melihat  adanya  sel  darah  merah  dan  sel
darah putih
Pemerikasaan pencitraan ginjal, biasanya ultrasonografi
Kadar elektrolit serum (natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat)
2.3.  Pengelolaan dan Pencegahan
Pengkajian  klinik  menentukan  jenis  penyakit  ginjal,  adanya  penyakit
penyerta,  derajat  penurunan  fungsi  ginjal,  komplikasi  akibat  penurunan  fungsi
ginjal,  faktor  risiko  untuk  penurunan  fungsi  ginjal,  dan  faktor  risiko  untuk
penyakit kardiovaskular. Pengelolaan meliputi:
a.  terapi penyakit ginjal
b.  pengobatan penyakit penyerta
c.  penghambatan penurunan fungsi ginjal
d.  pencegahan dan pengobatan penyakit kardiovaskular
e.  pencegahan dan pengobatan komplikasi akibat penurunan fungsi ginjal
 
f.  terapi pengganti ginjal dengan dialisis atau transplantasi jika timbul gejala
dan tanda uremia
Stadium  dini  penyakit  ginjal  kronik  dapat  dideteksi  dengan  pemeriksaan
laboratorium.  Pengukuran  kadar  kreatinin  serum  dilanjutkan  dengan
penghitungan  laju  filtrasi  glomerulus  dapat  mengidentifikasi  pasien  yang
mengalami  penurunan  fungsi  ginjal.  Pemeriksaan  ekskresi  albumin  dalam
urindapat  mengidentifikasi  pada  sebagian  pasien  adanya  kerusakan  ginjal.
Sebagian besar  individu dengan stadium  dini penyakit  ginjal  kronik  terutama  di
negara  berkembang  tidak  terdiagnosis.  Deteksi  dini  kerusakan  ginjal  sangat
penting  untuk  dapat  memberikan  pengobatan segera,  sebelum terjadi  kerusakan
dan  komplikasi  lebih  lanjut.  Pemeriksaan  skrinning  pada  individu  asimtomatik
yang  men yandang  faktor  risiko  dapat  membantu  deteksi  dini  penyakit  ginjal
kronik.
Pemeriksaan  skrinning  seperti  pemeriksaan  kadar  kreatinin  serum  dan
ekskresi albumin dalam  urin dianjurkan untuk individu yang menyandang faktor
risiko penyakit ginjal kronik, yaitu pada:
a.  pasien dengan diebetes melitus atau hioertensi
b.  individu dengan obesitas atau perokok
c.  individu berumur lebih dari 50 tahun
d.  individu  dengan  riwayat  penyakit  diabetes  melitus,  hipertensi,  dan
penyakit ginjal dalam keluarga.
Upaya pencegahan terhadap  penyakit ginjal kronik  sebaiknya  sudah mulai
dilakukan pada stadium dini penyakit  ginjal kronik. Berbagai upaya pencegahan
yang  telah  terbukti  bermanfaat  dalam  mencegah  penyakit  ginjal  dan
kardiovaskular adalah:
a.  pengobatan  hipertensi  yaitu  makin  rendah  tekanan  darah  makin  kecil
risiko penurunan fungsi ginjal
b.  pengendalian gula darah, lemak darah, dan anemia
c.  penghentian merokok
d.  peningkatan aktivitas fisik
e.  pengendalian berat badan
 
f.  obat  penghambat  sistem  renin  angiotensin  seperti  penghambat  ACE
(angiotensin  converting  enzyme)  dan  penyekat  reseptor  angiotensin
telah  terbukti  dapat  mencegah  dan  menghambat  proteinuria  dan
penurunan fungsi  ginjal.
 




BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Dari penulisan ini dapat disimpulkan bahwa:
1.  Penyakit  ginjal  kronik  dapat  men ggambarkan  kondisi  sistem  vaskular  sehingga
dapat membantu upaya pencegahan penyakit lebih dini dan komplikasinya.
2.  Penting  untuk  mengetahui  batasan,  klasifikasi,  dan  stratifikasi  penyakit  ginjal
kronik  untuk  melakukan  upaya  pengelolaan  dan  pencegahan  secara  cepat  dan
tepat.
3.  Pemeriksaan  penunjang  penyakit  ginjal  kronik  penting  untuk  memastikan
diagnosis  penyakit  ginjal  dan  derajat  penurunan  fungsi  ginjal,  dalam  hal  ini  nilai
laju  filtrasi  glomerulus  yang  diukur  dengan  kadar  kreatinin  serum  merupakan
parameter terbaik ukuran fungsi ginjal.
4.  Dalam  melakukan  pengelolaan  dan  pencegahan  penyakit  ginjal  kronik  secara
cepat dan tepat perlu diperhatikan adanya faktor risiko penyakit ginjal kronik.
 




DAFTAR PUSTAKA


Nahas AM. Chronic Kidney Disease: The Global Challenge.
Lancet
2005, 365:331-340.
Dirks  JH,  et  al:  Prevention  of  Chronic  Kidney  and  Vascular  Disease:  Toward  Global
Health Equity- The Bellagio 2004 Declaration.
Kidney Int Suppl
2005.
National  Kidney  Foundation  (NKF)  Kidney  Disease  Outcome  Quality  Initiative
(K/DOQI)  Advisory  Board:  K/DOQI  Clinical  Practise  Guidlines  for  Chronic
Kidney  Disease:  Evaluation,  Classification,  and  Stratification.  Kidney  Disease
Outcome Quality Initiative.
AM J Kidney Dis Suppl
2002.
Rossert JA  et  al.  Recommendations for  the  Screening  and  Management  of  Patients  with
Chronic Kidney Disease.
Nephrol Dial Transplant Suppl
2002.
Brown  WW et al. Identification of Persons at High Risk for Kidney Disease Via Targeted
Screening. The NKF Kidney Early Evaluation Program.
Kidney Int Suppl
2003.
Iseki K. The Okinawa Screening Program,
J Am Soc Nephrol
2003


1 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More